PaPa di 30 MArEt ....
Anakmu pengen Curhat.
Ayah.
Waktu Kau memutarkan lagu tahukah Kau aku mendengarkannya?
Otakku menyimpan nada itu, 10 tahun kemudian baru kutahu itu adalah soundtrack film Grease.
Ayah.
Ibu bercerita Kau sering menggendongku menuju bioskop semenjak ku bayi.
Kita bertiga nonton bersama, aku tidak pernah menangis di dalam padahal waktu itu aku masih bayi.
Ingatkah? Setiap malam minggu kita sekeluarga, berempat, boncengan motor.
NOnton Midnight, dan pulangnya hanya kita berdua yang belum tertidur.
Ayah.
Aku masih ingat Kau sering menakut-nakutiku dengan memecut ikat pinggang ke tempat tidur kalo aku malas sholat.
Bermuka seram saat Kau letih bekerja dan aku rewel minta dibelikan maenan.
Ayah.
Aku senang tak terkira saat kau pulang kantor, Kau membeli maenan di Pasar Jumat untukku.
Iya. Burung-burungan yang di ikatkan di platfon lalu dapat terbang berputar.
Dan saat berjalan-jalan, kita ke counter maenan dan Kau menawarkan, ada Batman yang aku suka tidak?
Cuma Kau yang tahu dan memahami hobiku dengan sangat.
Toss dulu dong!
Ayah.
Aku heran. Kau tidak pernah menyuruhku untuk belajar, Kau membebaskanku memilih.
Malah waktu aku sedang belajar, Kau membeli vcd bajakan di Glodok dan menaruhnya di depan mukaku.
Payah deh.
Oh iya Ayah.
Aku kapok.
Waktu aku lagi ngefans berat sama Hanson dan menempel foto serta poster di kamarku, Kau marah besar.
Aa apa-apaan niih?? Mau jadi Kafir kamu??!!!
Tapi waktu aku pasang poster film Kau malah bilang bagus...bagus...
Makanya sekarang di kamar, ku tempel poster film semua.
BIar Nyaho.
Ayah.Ayah.
Kapan kita mancing lagi?
Aku memang tidak jago-jago amat tapi tidak terlalu memalukan lah.
Jadi Kau tidak menyesalkan punya anak cewe semua.
Lagipula aku tidak begitu cengeng.
Waktu Kau pergi haji saja aku tidak menangis waah kalo Deon ampe sesegukan.
Hai Ayah.
Kau benar-benar menjagaku dari laki-laki.
Tidak boleh jalan berduaan, apalagi pake gandengan, kalo pengen pacaran laki-laki itu harus dateng ke rumah dan kapan tanggalnya.
Waduh!
Tapi yang ini aku mbandel.
Mudah-mudahan Kau tidak kuatir.
Aku tahu batasannya dan kupaham Kau begitu.
Karna aku perempuan. Sebuah mutiara yang harus selalu megkilap agar mempunyai harga.
Ayah.
Begitu sederhana, tulus, menyenangkan, dan melindungi.
Sampai-sampai kuinginkan lelaki seperti mu.
Hanya untuk Ayah, curhat ini tidak seberapa karna kutulis sehabis ujian Baja, ku sudah lelah. Kenangan yang Kau goreskan menjadikanku pribadi yang sekarang. Mudah-mudahan Kau tidak kecewa. Karna terlalu menyedihkan diriku bila Kau menangis karna ku.
Ayah, kuharap Alloh memberikan waktu yang panjang buat kita untuk bersama2 mengisi hari. Aku ingin menjagamu saat Kau tua, ingin sekali melihat Kau bermain-main dengan cucumu. Insyaalloh.
Selamat Ulang Tahun Ayah, rayakan kebersamaan kita dalam sebuah keluarga yang menenangkan. Kau yang terbaik. Dan akan selalu begitu.
Ayah.
Waktu Kau memutarkan lagu tahukah Kau aku mendengarkannya?
Otakku menyimpan nada itu, 10 tahun kemudian baru kutahu itu adalah soundtrack film Grease.
Ayah.
Ibu bercerita Kau sering menggendongku menuju bioskop semenjak ku bayi.
Kita bertiga nonton bersama, aku tidak pernah menangis di dalam padahal waktu itu aku masih bayi.
Ingatkah? Setiap malam minggu kita sekeluarga, berempat, boncengan motor.
NOnton Midnight, dan pulangnya hanya kita berdua yang belum tertidur.
Ayah.
Aku masih ingat Kau sering menakut-nakutiku dengan memecut ikat pinggang ke tempat tidur kalo aku malas sholat.
Bermuka seram saat Kau letih bekerja dan aku rewel minta dibelikan maenan.
Ayah.
Aku senang tak terkira saat kau pulang kantor, Kau membeli maenan di Pasar Jumat untukku.
Iya. Burung-burungan yang di ikatkan di platfon lalu dapat terbang berputar.
Dan saat berjalan-jalan, kita ke counter maenan dan Kau menawarkan, ada Batman yang aku suka tidak?
Cuma Kau yang tahu dan memahami hobiku dengan sangat.
Toss dulu dong!
Ayah.
Aku heran. Kau tidak pernah menyuruhku untuk belajar, Kau membebaskanku memilih.
Malah waktu aku sedang belajar, Kau membeli vcd bajakan di Glodok dan menaruhnya di depan mukaku.
Payah deh.
Oh iya Ayah.
Aku kapok.
Waktu aku lagi ngefans berat sama Hanson dan menempel foto serta poster di kamarku, Kau marah besar.
Aa apa-apaan niih?? Mau jadi Kafir kamu??!!!
Tapi waktu aku pasang poster film Kau malah bilang bagus...bagus...
Makanya sekarang di kamar, ku tempel poster film semua.
BIar Nyaho.
Ayah.Ayah.
Kapan kita mancing lagi?
Aku memang tidak jago-jago amat tapi tidak terlalu memalukan lah.
Jadi Kau tidak menyesalkan punya anak cewe semua.
Lagipula aku tidak begitu cengeng.
Waktu Kau pergi haji saja aku tidak menangis waah kalo Deon ampe sesegukan.
Hai Ayah.
Kau benar-benar menjagaku dari laki-laki.
Tidak boleh jalan berduaan, apalagi pake gandengan, kalo pengen pacaran laki-laki itu harus dateng ke rumah dan kapan tanggalnya.
Waduh!
Tapi yang ini aku mbandel.
Mudah-mudahan Kau tidak kuatir.
Aku tahu batasannya dan kupaham Kau begitu.
Karna aku perempuan. Sebuah mutiara yang harus selalu megkilap agar mempunyai harga.
Ayah.
Begitu sederhana, tulus, menyenangkan, dan melindungi.
Sampai-sampai kuinginkan lelaki seperti mu.
Hanya untuk Ayah, curhat ini tidak seberapa karna kutulis sehabis ujian Baja, ku sudah lelah. Kenangan yang Kau goreskan menjadikanku pribadi yang sekarang. Mudah-mudahan Kau tidak kecewa. Karna terlalu menyedihkan diriku bila Kau menangis karna ku.
Ayah, kuharap Alloh memberikan waktu yang panjang buat kita untuk bersama2 mengisi hari. Aku ingin menjagamu saat Kau tua, ingin sekali melihat Kau bermain-main dengan cucumu. Insyaalloh.
Selamat Ulang Tahun Ayah, rayakan kebersamaan kita dalam sebuah keluarga yang menenangkan. Kau yang terbaik. Dan akan selalu begitu.
