Saya sebenernya masih suka di laut. tenang, lepas dari segala keharusan untuk menjelaskan. Menjelaskan bahwa saya begini saya bgitu, penjelasan yang kadang tidak terlalu penting untuk orang lain tau. Sudah beberapa hari , di laut di buka warnet baru Udang Goreng Mentega.Net . Yaah benar, saya ahirnya mampir juga ke sana. mengintip sebentar apa saja yang terjadi di luar sana, membaca cerita teman-teman,, dan berpikir bahwa semua orang punya hidup dan masalahnya masing-masing,, lalu mengapa saya harus pergi sedangkan yg lain bisa menghadapi hidupnya dengan langsung.

Tidak ada yang perlu disesali, bahkan walopun sangat menyakitkan walau saya harus menyakiti orang lain? Entah... Selama di laut saya hanya berpikir dan berpikir sambil sesekali melihat bintang di hari malam sambil membakar jagung, tanpa pernah berhenti berpikir. Sampai saat saya melihat satu bintang yang terang benderang, seperti menandakan sesuatu. Pernahkah terpikir diantara miliaran bintang ternyata ada satu yang sangat bersinar? Di tengah bermacam keputusan ada satu yang menggoda untuk diambil?

Saya tersentak. saya tergoda untuk mengambil keputusan itu, tergoda untuk melihat sampai sejauh mana saya sampai ke ahir kejenuhan. Keras kepala saya mulai muncul. Hati saya mulai mengambil tempat yang dominan.. Mungkin saya tidak berpikir terlalu jauh,,, mungkin saya belum mereka-reka apa yang akan terjadi pada saya dan dia ke depannya, mungkin keputusan saya ini adalah KEPUTUSAN TERBURUK SEPANJANG MASA...mungkin, mungkin, dan mungkin.

Lalu mengapa saya terlalu yakin? Mengapa saya berani untuk bilang ini, untuk memutuskan ini, secara sadar. Saya lalu melihat bayangan bintang itu di air laut. Tampak bias, tapi tetap terang, orang yang melihatnya pun masih akan tau bahwa itu bayangan bintang. Saya bertanya pada hati , apakah semua inih hanya bias? yang ahirnya hanya bayangan palsu akan 'kebahagiaan' ? Saya tidak menemukan jawabannya. tapi saya cukup yakin kalau saya menampung air laut itu di cendawan saya yakin dapat membawa bintang itu ke dalam perahu saya.

Perlukah saya mengucap maaf ? Saya rasa Dia mengerti, cerita saya tertiup angin laut lalu membisik di telinganya. Mudah-mudahann Dia mengerti dan mengikhlaskan saya kembali ke darat dengan hati yang baru. Dan mudah-mudahan Tuhan memaafkan saya untuk semuanya. Saya atau Dia seharusnya tidak merasa bersalah, tapi betapa kata mohon maaf itu mudahnya diucapkan.

Saya tidak mungkin harus berdusta lagi kalau saya baik-baik saja. Lebih dari sebulan saya tidak baik-baik saja dan tampaknya saat ini saya sudah kuat menanggung semua resikonya. Terima kasih untuk laut, kesepiannya membuat saya menjadi berani untukk membuat suatu keributan, heningnya membuat saya teguh untuk tidak menangis, Saya betah di laut tapi ahirnya saya harus ada di tempat dimana seharusnya saya berada. Dengan segala kemungkinan terburuk yang mungkin saya dapatkan saya berusaha percaya dengan keputusan saya. Caci maki, umpatan, bahkan tangisan, akan selalu saya simpan baik-baik.

Saya hanya minta Dia mengikhlaskan saya,, walau saya tau sangat menyakitkan dan menghancurkan,, bgitu juga dengan saya, sudah ikhlaskan segalanya walau saya harus kehilangan kesempatan menjadi seorang putri yang selalu tersayang.

Sejujurnya saya masih tidak mengerti dengan yg saya rasakan, kosong. Dan saya berusaha mengisinya dengan Dia, tapi tidak bisa, sampai saya lelah dan terlalu lelah. Ini rasa bukan logika. Saya hanya tidak ingin rasa saya mati...mungkin sekarang Dia bilang saya manusia mati, terserah, saya hanya tidak mau berlangsung terlalu lama menutup hati dan bilang saya masih seperti dulu. Maaf, saya mau berkembang,,,, dan maaf saya mengorbankan kamu..

Maaf bila saya mengahiri 2 tahun tanpa kesalahan dari kamu dan saya seperti ini, saya harap kamu mengerti, walau saya tidak memaksa kamu untuk mengerti. Saling pengertian hanya ada di kamus.
......................................

Hari ini kaki saya menginjak pantai lagi, masih banyak yang mau saya ceritakan,, bahkan oleh-oleh dari laut. Ada yang menyenangkan ada yang tidak.

Terima kasih yang sudah peduli sama saya, yang menanyakan bagaimana kabar saya.Maaf tidak bisa membalas dengan apapun hanya doa smoga kalian menjadi manusia yg lebih baik dari saya :)

Untuk yang menemani saya ke laut, tidak bisa bilang apa-apa , dengan tidak bersalahnya mengikuti saya ke laut huh *ikut2an azaa* jadi bikin ga konsen semedi :p Saya senang ada yang menenangkan agar saya tidak terjun dan memilih tenggelam di laut dan menjaga saya agar tidak jadi umpan ikan hiu. Mungkin bila suatu saat kita ada di pantai, saya ingin meminjam pundak dan menangis,,, karena selama ini saya memang pantang menangis.

Sampai sini dulu ceritanya, saya masih capek, masih mabuk darat.
Mosting bentar untuk bilang Aku Baik-Baik Saja :p


*btw, aneh juga yakk gw mosting pake "saya" hehehe.....aga gokil bacanya?? Itu gw tuh yang nulis??*
>>>> karena memang keadaan hati gw yang mengharuskan nulis seperti ituh.